Tangisan Sang Jendral Setelah Menyiksa Tahanan Tua Renta Yang Cinta Quran
Kisahnya di negeri Andalusia Sepanyol ada seorang Jendral Adolfo Roberto, pemimpin penjara yang terkenal, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.
Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang membaca Ayat2 Suci Alqur'an yang amat ia benci.
Lelaki di kamar tahanan tadi tetap saja membaca & bersenandung dengan khusyu'nya
Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yg sempit.
Dgn congak ia meludahi wajah renta sang tahanan yg keriput hanya tinggal tulang.
Bibir yg pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan kepada sang Algojo.
Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata,
.
Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya
Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu ?!
Aku tidak suka apapun yang berhubungan dengan agamamu....!!!"
Maka patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk ?
Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya.
Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah bersimbah darah.
Adolfo Roberto bermaksud memungutnya.
"Berikan buku itu, hai laki-laki dungu !", bentak Roberto.
Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustadz yang telah lemah.
.
Namun tidak demikian bagi Roberto.
Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.
Mendadak algojo itu termenung dan berkata dalam hatinya :
"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini.
Tapi kapan ??
Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu.
Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu.
.
Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yang sedang sakarat melepas nafas-nafas terakhirnya.
Mata Roberto rapat terpejam
Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu.
.
Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yang sedang sakarat melepas nafas-nafas terakhirnya.
Mata Roberto rapat terpejam
Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.
Sore itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia).
Beribu-ribu jiwa kaum muslimin yg tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia.
Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.
Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan.
"Ummi.. ummi.. mari kita pulang. Hari sudah malam.
Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....?
Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."
Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa.
Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.
Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya,
_"Abi ... Abi ... Abi ..."
"
"Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi ..." jawab sang bocah memohon belas kasih.
"
Coba ulangi !!!"
bentak salah seorang dari mereka
"Saya Ahmad Izzah ..."_ sang bocah kembali menjawab dengan rasa takut.
"Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek.
Aku benci namamu.
Namamu sekarang 'Adolfo Roberto' ...
Awas !
Jangan kau sebut lagi namamu yang jelek itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!"_ ancam laki-laki itu.
Roberto sadar dari renungannya yang panjang.
Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan.
Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustadz.
Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi... Abi ... Abi ..!!."
Pikirannya terus bergelut dengan masa lalunya.
Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah.
Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama ini.
"Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..."
Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya.
Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat orang yang tadi menyiksanya .
Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya.
Air matanya pun turut berlinang.
Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.
Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap.
Belajarlah engkau di negeri itu".
Ahmad Izzah telah menjadi seorang Ulama Besar di Mesir.
Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agama Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya.
Jangan engkau pilih Pemimpin yang menzhalimi para Ulama dan Jangan kau pilih pemimpin yang suka berdusta.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu.
(QS. 30:30).
Semoga Kisah Nyata ini menjadi Iktibar bagi kita, untuk berfikir, bersikap, bertindak, dan berpihak kepada Kebenaran yang Hakiki. Karena harta, pekerjaan, pengaruh, pangkat, jabatan, dan kesenangan hidup di dunia ini, hanya sesaat

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam urutan utasan
Dan pernah ditulis di majalah SABILI
• • •
Keep Current with bengkeldodo

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!
This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!
People who liked this thread also liked...

Try unrolling a thread yourself!

- Follow @ThreadReaderApp to mention us!
- From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll
Practice here first or read more on our help page!
More from @bengkeldodo













Apakah Pembaca Utas membantu Anda hari ini?
Dukung kami! Kami adalah pengembang indie!
Situs ini dibuat oleh hanya dua pengembang indie di laptop yang melakukan pemasaran, dukungan, dan pengembangan! Baca lebih lanjut tentang ceritanya .
Menjadi Anggota Premium ($3/bulan atau $30/tahun) dan dapatkan fitur eksklusif!
Tidak ingin menjadi anggota Premium tetapi masih ingin mendukung kami?
Berikan sumbangan kecil dengan membelikan kami kopi ($5) atau bantuan biaya server ($10)
Donasi melalui PaypalAtau Donasi secara anonim menggunakan crypto!
Ethereum
0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E
salinan
Bitcoin
3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi
salinan
Terima kasih atas dukungan Anda!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya