Allah Akan Memberi Lebih
BACAAN INSPIRATIF Saya punya langganan tukang pecel. Namanya Mas Wiro. Ia punya dua anak lelaki yang selisih umurnya dua tahun. Alhamdulillah, si sulung termasuk anak berprestasi di setiap jenjang sekolah. Sementara si bungsu, biasa saja, tidak berprestasi, tapi tetap alhamdulillah karena tidak bandel. Besar harapan Mas Wiro agar si sulung bisa memperbaiki keturunan melalu jalur pendidikan. Maka si sulung harus kuliah. Kalau dipaksa-paksa, diirit-irit, diperas-peras lagi keringatnya, rasa-rasanya bisa membiayai si sulung. Masalahnya, bagaimana dengan si bungsu? Mas Wiro tidak sanggup menguliahkan dua-duanya. Tak dipungkiri, muncul tudingan tidak adil yang dia arahkan ke dirinya sendiri. Maka, bersama istrinya, Yu Wiro, ia memanggil si bungsu. “Bapak-Ibumu njaluk ngapuro, Le. Kami minta maaf tidak bisa berlaku adil padamu. Insya Allah kalau kangmasmu sudah selesai, kamu pun bisa kuliah,” kata Mas Wiro memohon pengertian. “Ibu mohon ikhlas dan sabarmu, Le,” sambung ibunya berkaca-k...