"Jangan Mudah Diadu Domba: Menilai Sikap Presiden dengan Akal Sehat"
by: the last dodo
Saat Presiden Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo, muncul suara-suara sumbang yang menyebutnya “boneka.” Ketika ia kemudian menemui Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, muncul pula tudingan bahwa ia telah meninggalkan Jokowi. Dan ketika Presiden memberi amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom, muncul kembali suara miring: “Presiden kini pecah kongsi dengan Jokowi.”
Begitulah dinamika politik di negeri ini. Apa pun yang dilakukan seorang pemimpin, selalu ada celah bagi orang untuk mencela. Bahkan ketika keputusan itu didasarkan pada pertimbangan hukum, kemanusiaan, dan kepentingan bangsa. Maka benarlah pepatah lama: menuruti kata manusia tidak akan ada habisnya.
Di tengah hiruk pikuk komentar dan opini yang saling bersilang, satu sikap yang patut dipegang teguh oleh rakyat Indonesia adalah jangan mudah diadu domba. Politik seharusnya tidak menjadi panggung untuk menyulut perpecahan, tetapi ruang besar untuk mempertemukan perbedaan demi tujuan bersama: kemajuan dan keutuhan bangsa.
Presiden Prabowo menjalankan tugasnya sebagai kepala negara yang memikul tanggung jawab atas 270 juta jiwa. Ia perlu menjalin komunikasi politik dengan semua pihak—baik dengan tokoh masa lalu, mitra koalisi, maupun lawan politik. Ia harus berdialog, bukan demi kepentingan pribadi, tetapi demi menjamin stabilitas nasional dan kelangsungan pemerintahan.
Amnesti dan abolisi yang diberikan, pertemuan-pertemuan politik yang dilakukan, semuanya adalah bagian dari strategi besar untuk merawat persatuan, membangun rekonsiliasi, dan menuntaskan pekerjaan rumah bangsa yang tidak sedikit.
Alih-alih memperdebatkan siapa mendukung siapa, siapa meninggalkan siapa, kita seharusnya fokus pada persoalan nyata: harga pangan, pendidikan, layanan kesehatan, lapangan kerja, hingga kedaulatan energi dan pangan nasional. Inilah tugas besar yang harus dihadapi bersama.
Akhirnya, satu hal yang harus diingat: apa pun yang dilakukan Presiden, selama itu untuk kebaikan Indonesia, pantas mendapat dukungan, bukan fitnah.
Komentar
Posting Komentar